The research aims at studying the performance of solo organ nowadays popular among Minangkabau people, especially in the wedding ceremony Baralek in Padang. The performance is of a new music genre, which in the last two decades has become more and more well-known in the urban area as well as in the rural one. At the beginning, the performance was particularly organized in hotels. A year later in 1984, it was performed in private houses and culminating in 2000 many new solo organ groups emerged in Padang. Malam Bainai and Alek Nak Mudo serve as the main songs played in the traditional procession of welcoming and escorting the bridal couple, while Anak Daro and Marapulai are played when they go to the nuptial seat and when they leave it during the Baralek. The existence of solo organ performance in the ceremony plays important roles as emotional expressions, personal entertainment, symbols, communication, social integrity, physical reaction or productivity stimulation and serves the ritual function. Key words solo organ, Baralek music Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Happening Art dalam Aksi ... Tri Wahyuni 75 PERAN ORGAN TUNGGAL DALAM ACARA BARALEK DI PADANG Yensharti STSI Pandang Panjang Sumatra Barat Abstract The research aims at studying the performance of solo organ nowadays popular among Minangkabau people, especially in the wedding ceremony Baralek in Padang. The performance is of a new music genre, which in the last two decades has become more and more well-known in the urban area as well as in the rural one. At the beginning, the performance was particularly organized in hotels. A year later in 1984, it was performed in private houses and culminating in 2000 many new solo organ groups emerged in Padang. Malam Bainai and Alek Nak Mudo serve as the main songs played in the traditional procession of welcoming and escorting the bridal couple, while Anak Daro and Marapulai are played when they go to the nuptial seat and when they leave it during the Baralek. The existence of solo organ performance in the ceremony plays important roles as emotional expressions, personal entertainment, symbols, communication, social integrity, physical reaction or productivity stimulation and serves the ritual function. Key words solo organ, Baralek music A. Pendahuluan Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dalam perkembangannya akan tetap dapat bertahan hidup apabila mendapat dukungan dan ruang dalam masyarakat pendukungnya, sebaliknya ia akan mati atau punah jika masyarakat tak memperhatikannya lagi. Kayam 1981 38 mengatakan kesenian tidak pernah berdiri lepas dari masyarakat dan Sedyawati 1983 vii mengatakan pula bahwa kesenian mempunyai peranan tertentu di dalam masyarakat yang menjadi ajangnya. Dalam masyarakat Minangkabau, kesenian terintegrasi dengan kehidupan sosial masyarakatnya, mempunyai fungsi dan peranan dalam memeriahkan berbagai kegiatan adat yang biasanya disebut dengan istilah alek atau pesta. Hubungan yang erat antara keduanya diibaratkan dalam sebuah kata pepatah gulai tanpa garam tak akan enak rasanya’, artinya sebuah acara adat yang digelar belum terasa mantap atau belum memberikan suatu kepuasan sebelum adanya suguhan seni pertunjukan didalamnya baik itu berupa pertunjukan tari ataupun pertunjukan musik. Sedangkan untuk memeriahkan alek jenis seni pertunjukan yang tersedia cukup beragam, ada yang bersifat kesenian tradisional dan ada pula yang bersifat kesenian modern atau kesenian yang sedang populer sesuai dengan masanya masing-masing. Untuk mendukung semaraknya acara Baralek atau acara pesta perkawinan Minangkabau dalam waktu lebih dari dua dasawarsa belakangan ini masyarakat cendrung menggunakan seni hiburan 80 , No. 1, Februari 2007 78 - 92 Happening Art dalam Aksi ... Tri Wahyuni 73 dalam sejarah sebagai suku bangsa yang menerima hubungan dengan pihak luar dan juga karena kebiasaan mereka yang pergi merantau. Karena sikap dan sistim budaya masyarakat Minangkabau yang cenderung mobile dan terbuka terhadap budaya luar maka kondisi ini memberi ruang dan waktu bagi setiap jenis pamainan rakyaiknya untuk dapat berkembang, menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman termasuk pula memberi peluang bagi seni pertunjukan baru untuk tumbuh dan berkembang termasuk salah satunya pertunjukan musik dengan nama Organ Tunggal. Berkembangnya budaya musik Organ Tunggal ini di Minangkabau dapat dilihat dalam tiga sisi, yakni sebagai hasil akulturasi budaya, sebagai bagian dari perkembangan lanjutan musik populer Minangkabau dan sebagai hasil perkembangan teknologi canggih dan budaya massa. Organ Tunggal disebut sebagai hasil akulturasi budaya karena Organ Tunggal adalah budaya musikal dari luar yang masuk ke Minangkabau. Proses akulturasi terjadi bila kelompok-kelompok individu yang memiliki kebudayaan yang berbeda saling berhubungan secara langsung dengan intensif, kemudian timbul perubahan-perubahan besar pada pola kebudayaan dari salah satu atau dari kedua kebudayaan yang bersangkutan Haviland, 2005 263. Pengaruh akulturasi jelas terlihat dengan pemakaian tangga nada diatonis sebagai dasar penggarapan musiknya merupakan unsur yang datang dari budaya Barat. Secara historis pengaruh budaya Barat masuk ke Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis yang kemudian disusul pula oleh kedatangan bangsa Belanda, seperti yang dijelaskan Soedarsono 2002 61 Pengaruh Barat Eropa yang berawal sejak datangnya para pedagang Portugis, yang kemudian disusul oleh hadirnya orang-orang Belanda pada akhir abad ke-16, sampai sekarang bisa kita saksikan dalam berbagai bentuk seni. Pengaruh itu terdapat di kota-kota besar dan istana-istana kerajaan. Sudah barang tentu pengaruh-pengaruh itu tidak begitu saja hadir tanpa adanya penyesuaian dengan budaya lokal. Jika dilihat pengaruh budaya Barat yang masuk ke Minangkabau memberi warna baru pada corak kesenian yang telah ada. Pengaruh yang masuk tersebut tidak serta merta diterima begitu saja oleh masyarakat tetapi di satu sisi tetap mempertahankan karakteristik budaya setempat. Hal ini dapat dilihat dari syair lagu atau nyanyian Minangkabau yang tetap mempertahan bentuk pantun dalam garapan musik yang menggunakan skala nada diatonis. Organ Tunggal disebut sebagai bagian dari perkembangan lanjutan musik populer Minangkabau karena perkembangan musik populer Minangkabau sudah terlihat sejak diciptakan lagu-lagu Minangkabau Modern dalam tahun 50-an. Nuskan Syarif seorang pencipta lagu Pop Minang menjelaskan istilah lagu populer Minangkabau’ muncul setelah lagu-lagu Minangkabau diiringi oleh kelompok musik orkes, dan alat-alat musik yang digunakan untuk mengiringi lagu Minangkabau adalah yang menjadi mode dan digemari, bahkan mewabah ke Murgiyanto, S. 1991. “Penelitian Seni Pertunjukan”. Makalah. Yogyakarta ISI. Naipospos, B. 1996. “Mahasiswa dalam Panggung Politik Ke Arah Gerakan 82 , No. 1, Februari 2007 78 - 92 Happening Art dalam Aksi ... Tri Wahyuni 71 yang diperdengarkan terlalu keras dalam setiap penampilan sehingga menimbulkan suasana yang tidak enak didengar oleh warga masyarakat yang sedang menonton pertunjukan. Melihat gejala seperti ini maka timbul ide dari para anggota Grup Band untuk menjadi pemain musik tunggal. Kehadiran alat musik organ yang mampu menggantikan bunyi sebuah Grup Band menjadi alternatif pilihan mereka dan menjawab persoalan yang sedang dihadapi saat itu. Kecanggihan program musik yang terdapat dalam organ tersebut telah memancing minat sebagian anggota Grup Band untuk beralih profesi menjadi pemain Organ Tunggal di Padang. Gebrakan pertama pertunjukan musik Organ Tunggal diawali dengan penampilan di kafe-kafe dan di taman-taman hotel. Hotel muara yang berdiri sejak tahun 1918 merupakan tempat pertama digelarnya pertunjukan musik Organ Tunggal di Padang. Pertunjukan Organ Tunggal yang ditampilkan di hotel ini bertujuan untuk menghibur para tamu yang menginap di sana, menghibur para tamu yang sedang santai di taman atau yang sedang makan dan minum di kafe hotel. Lagu-lagu yang disajikan biasanya bersifat instrumental tetapi kadangkala juga mengiringi penyanyi dan para tamu yang ingin menyumbangkan suaranya. Lagu-lagu disajikan dengan menggunakan irama pop dan jazz yang bernuansa lembut dengan volume sayup-sayup. Dari penampilan di kafe-kafe atau di taman-taman hotel kemudian Organ Tunggal mulai diperkenalkan mengisi hiburan dalam acara Baralek. Memasuki awal tahun 1990 memasuki perkembangan baru bagi pertunjukan musik Organ Tunggal apalagi didukung pula oleh kehadiran organ dengan merek Tehnics dari Jepang serta didukung pula dengan perangkat pertunjukan yang semakin baik dari produksi sebelumnya. Jepang mengeluarkan produksi Tehnics dengan bemacam nomor seri, diantaranya seri KN 800, 1000, 1500, 2000, 3000, 5000, 6000, 6500 sampai KN 7000. Sejak dipasarkannya organ merek Technics ini mulai banyak bermunculan grup Organ Tunggal baru di Padang. Sebagai usaha yang dikelola secara pribadi Grup Organ Tunggal baru muncul bak cendawan yang tumbuh setelah hari hujan dengan nama-nama baru, dan mencapai puncak perkembangannya pada tahun 2000. Berdasarkan data yang diberikan ASOTI Asosiasi Organ Tunggal Indonesia Padang dan hasil wawancara dengan dua orang pengurusnya yakni Achak sebagai bendaharawan ASOTI dan Yulfendri sebagai sekretaris ASOTI Wawancara April 2006 mengatakan terhitung sejak tahun 2005 lebih dari 300 grup Organ Tunggal terdapat di Padang. Banyaknya berdiri grup Organ Tunggal baru di Padang seperti yang dijelaskan oleh Achak dan Yulfendri di samping merupakan salah satu bisnis yang menguntungkan bagi mereka yang punya modal juga untuk melayani permintaan masyarakat yang semakin meningkat dari hari ke hari pada acara Baralek, sementara grup Organ Tunggal yang tersedia sebelumnya masih sedikit. Masyarakat kota Padang sangat cenderung menggunakan jasa hiburan ini dalam memeriahkan acara Baralek yang bertempat di rumah mereka dengan alasan karena biayanya murah, bentuk penyajiannya yang sangat praktis dan simpel dan tari yang ditampilkan itu berupa gerak-gerak sederhana tanpa disertai patokan-patokan tertentu, dalam arti merupakan gerak-gerak bebas dari seluruh anggota 84 , No. 1, Februari 2007 78 - 92 Happening Art dalam Aksi ... Tri Wahyuni 69 Sabtu dan pada hari Minggu siang yakni pada hari pesta berlangsung. Namun sebagian besar masyarakat kota Padang banyak yang melaksanakan pertunjukan Organ Tunggal pada waktu siang hari saja yakni pada hari Hnya yakni hari Minggu. Pertunjukan Organ Tunggal yang dilaksanakan pada hari Sabtu biasanya dilaksanakan pada malam hari, tujuannya hanya sebagai hiburan saja, menghibur para karib kerabat dan masyarakat sekitar yang ikut membantu membuat persiapan kebutuhan acara Baralek keesokan harinya. Pertunjukan dimulai selepas sholat Magrib sekitar jam WIB dan berakhir pada tengah malam atau menjelang waktu subuh. Pertunjukan Organ Tunggal yang diadakan pada hari Minggu merupakan pertunjukan yang ada kaitan langsung dengan prosesi adat yang sedang berlangsung. Kadangkala pertunjukan Organ Tunggal dalam acara Baralek hari Minggu berlanjut sampai malam harinya biasanya atas permintaan para pemuda sekitar lokasi alek dan tuan rumah tidak dapat menolaknya. 2. Pentas atau Arena Pertunjukan Pertunjukan Organ Tunggal dalam acara Baralek biasanya diadakan di atas sebuah pentas atau tempat dalam sebuah ruangan yang disediakan khusus oleh masyarakat pihak penyelenggara. Biasanya pihak penyelenggara alek menyewa pentas Organ Tunggal dari jasa pelayanan tenda yang juga merangkap sebagai jasa pelayanan catering untuk melayani makan dan minum para tamu undangan mereka. Pentas Organ Tunggal didirikan di depan atau di halaman rumah. Kalau halaman rumahnya tidak terlalu luas maka pentas didirikan di pinggir jalan umum di depan rumah tersebut. Tetapi jika acara Baralek diadakan dalam sebuah gedung, pentasnya berada di sisi kiri atau kanan depan dalam gedung tersebut. Pentas dibuat dengan ukuran 2 x 3 m atau 3 x 3 m, atau menyesuaikan dengan besar lokasi yang tersedia. 3. Instrumen dan Perangkat Pendukung Pertunjukan Instrumen yang biasanya digunakan dalam pertunjukan musik Organ Tunggal bermacam-macam mereknya, yang paling lazim dan yang lebih memasyarakat di Padang sampai saat ini adalah jenis keyboard merek Tehnics yang diproduksi oleh negara Jepang sejak tahun 1990. Bermacam nomor seri dikeluarkan, namun yang umum dipakai dalam pertunjukan adalah KN 800, 1000, 1500, 2000, 3000, 5000, 6000, 6500, dan 7000. Sejak tahun 2000 seri yang paling banyak digunakan adalah KN 2000, 3000, 6000, 6500 dan 7000". Produk SX KN 7000 ini adalah produksi terakhir dari negara Jepang dan peluncuran produk ini dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2003 di Hotel Bumi Minang Padang Tulus, 2004 58. Penyajian Organ Tunggal didukung oleh seperangkat peralatan penunjang pertunjukan yakni sound system yang gunanya untuk memberikan efek suara yang lebih keras bunyinya sehingga dapat didengar oleh masyarakat sekitar tempat tinggal warga yang sedang punya alek. Perangkat sound system terdiri dari mixer, echo, power, loud speaker, loud speaker control dan microphone. Mixer adalah memanfaatkan lantai halaman Tugu Yogya, Benteng Vrederburg, Bunderan UGM, dan trotoar jalan Malioboro. Selama ini h-a paling banyak dipertunjukkan pada 86 , No. 1, Februari 2007 78 - 92 Happening Art dalam Aksi ... Tri Wahyuni 67 interlude dan coda lagu. Pemain hanya tinggal me-loadnya ke organ dan menentukan nada dasar penyanyi kemudian musik main dengan sendirinya. Selain pemain Organ yang tak kalah penting peranannya adalah para penyanyi. Penyanyi Organ Tunggal disebut juga artis. Para artis dituntut untuk menguasai sebanyak mungkin lagu agar dapat memuaskan para tamu jika ada permintaan lagu yang sesuai dengan keinginan penontonnya. Kebanyakan artis adalah wanita muda yang berpenampilan menarik tidak harus cantik dan kostum yang digunakan dipilih sendiri oleh artis tidak ada kriteria tertentu asal jangan terlalu seksi. Artis-artis yang berpakaian seksi biasanya dijumpai pada pertunjukan malam hari, sedangkan dalam acara Baralek yang dilaksanakan pada waktu siang hari ada keengganan artis untuk mengenakan pakaian seperti itu karena dianggap tidak sopan, apalagi kebanyakan tamu yang datang dalam acara Baralek banyak dari kalangan dewasa atau orang tua. 5. Materi Musik Materi musik yang disajikan sangat beragam tetapi yang paling umum dipakai dalam acara Baralek adalah berjenis irama pop, slow rock, blues, cha-cha, dangdut, dan disco. Penyajian lagu kadangkala tergantung permintaan tuan rumah. Jika tamu yang diundang kebanyakan dari golongan tua atau dari kalangan yang berpendidikan tinggi maka pihak penyelenggara meminta kepada pemain dan artisnya untuk membawakan lagu-lagu pop Minangkabau era 70-an, lagu Gamaik dan lagu Dangdut dan dalam hal ini kadang pemain Organ menggunakan disket musik yang telah dibuat sebelumnya. Mendra salah seorang penyanyi Organ Tunggal Padang mengatakan sejak tahun 2005 penyajian lagu dalam acara Baralek dimulai dari penampilan lagu Pop daerah pada waktu pagi hari sampai menjelang siang, kemudian dilanjutkan dengan penyajian lagu-lagu Dangdut dan Gamaik pada sore harinya Wawancara 1 Mei 2006. Dari sekian banyak lagu yang disajikan dalam acara Baralek ditemui dua lagu wajib yang paling sering dibawakan yakni lagu Malam Banai dan Alek Rang Mudo. Kedua lagu ini dapat disebut sebagai lagu perkawinan di Minangkabau Wedding Song of Minangkabau karena melihat perannya yang cukup penting dalam rangkaian prosesi adat penyambutan dan pelepasan pengantin dalam acara Baralek. Lagu ini dalam penyajiannya dibawakan secara medley mulai dari lagu Malam Bainai kemudian dilanjutkan dengan lagu Alek Nak Mudo. Penyajian setiap lagu selalu menggunakan intro sebagai musik pengantarnya dan diakhiri dengan coda bebas dari pemain Organ Tunggal. D. Fungsi Organ Tunggal dalam Acara Baralek Merriam 1964 219-226 merumuskan ada 10 fungsi musik dalam masyarakat etnik, yakni 1 fungsi ekspresi emosional 2 fungsi ungkapan estetis, 3 sebagai hiburan, 4 sebagai komunikasi, 5 sebagai perlambang, 6 sebagai reaksi jasmani 7 sebagai norma sosial 8 sebagai upacara agama, 9 sebagai kesinambungan kebudayaan, dan 10 pengintegrasian masyarakat. Sedangkan dilakukan dengan mengusung berbagai properti, di antaranya keranda sebagai simbol kematian suatu rezim, kebijakan, demokrasi, keadilan, dan sebagainya. 88 , No. 1, Februari 2007 78 - 92 Happening Art dalam Aksi ... Tri Wahyuni 65 undangannya maupun dari warga masyarakat yang terlibat aktif dalam pertunjukan musik itu sendiri. 2. Fungsi Hiburan Pribadi Sebagai sebuah entertainer Organ Tunggal secara khusus dapat pula memenuhi fungsi kenikmatan musik bersifat individual atau sebagai hiburan pribadi. Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai hiburan pribadi memiliki arti si penikmat seni pertunjukan ini juga ikut serta atau melibatkan diri dalam pertunjukan tersebut Soedarsono, 2002 124. Pertunjukan Organ Tunggal yang dilaksanakan dalam acara Baralek di Padang dapat dilihat pula fungsinya secara umum sebagai seni pertunjukan yang memberi hiburan pribadi bagi karib kerabat yang menyelenggarakan alek dan khususnya bagi kedua pengantin juga ikut terlibat membawakan lagu dalam acara pesta tersebut seperti yang tampak dalam gambar 1 berikut ini Gambar 1. Sepasang pengantin turut bernyanyi dalam acara Baralek siang hari Dokumentasi Reni 2006, Repro Yens, 2006 3. Fungsi Simbol aau Perlambang Pertunjukan Organ Tunggal yang memiliki fungsi sebagai simbol atau perlambang biasanya ada kaitan langsung dengan pihak penyelenggara alek tersebut dalam hal ini tuan rumahnya. Kalau pelaksanaan acara Baralek tidak mendatangkan Organ Tunggal untuk memeriahkan acaranya akan menjadi buah bibir dalam masyarakat dengan komentar-komentar sebagai berikut Kok ndak ado hiburan? kenapa tidak ada hiburan? Padahal kan pitihnyo banyak. padahal duitnya banyak Sagan awak, apo kecek urang kalau ndak ado Organ ndak ka meriah aleknyo Malu kita, apa kata orang kalau tidak ada Organ tidak akan meriah atau ramai alek jadinya. Kehadiran Organ Tunggal dalam memeriahkan acara Baralek di Padang menjadi sangat penting dan merupakan sebagai sebuah prestise dan kebanggaan tersendiri bagi yang menyelenggarakan acara tersebut karena tanpa kehadiran setuju atas invasi Amerika Serikat terhadap Irak, meskipun Perdana Menteri Howard mendukung Amerika Serikat. 90 , No. 1, Februari 2007 78 - 92 Happening Art dalam Aksi ... Tri Wahyuni 63 mempersatukan masyarakat Minangkabau dalam acara Baralek terlihat dengan keterlibatan para tamu bernyanyi ke atas pentas secara duet. lebih tahu dalam menghadapi anaknya’. Selebihnya, hanya diberi janji-janji, bahwa gugatan akan ditampung dan dibicarakan dengan instansi terkait. Jika mendapatkan janji, itu dirasakan cukup lumayan karena aksi unjuk pendapat sering dibiarkan saja, tidak dihadapi, tidak ditemui, bahkan biasanya hanya ditemui oleh aparat keamanan. Ketiga, demonstrasi merupakan sesuatu yang khas gaya orang muda. Tindakan-tindakan demonstratif sebagai suatu sarana merupakan suatu bentuk protes terhadap kemapanan tatanan yang dibuat oleh mereka yang dipandang tua. Struktur yang sudah mapan, mekanisme yang sudah baku, atau birokrasi yang sering dirasakan menjadi pembuat keputusan sepihak, dirasakan oleh kaum muda kaku dalam menghadapi nilai-nilai alternatif, kurang peka dalam menanggapi gejolak masyarakat dan arus perubahan situasi yang begitu cepat. Mereka merasa kemapanan itu sudah sulit ditembus dan digoyang. Oleh karena itu, tindakan-tindakan di luar jalur kemapanan dan tatanan menjadi suatu pilihan reaksi atas kebekuan dan kekakuan tersebut. Tindakan demonstratif aksi demonstrasi di luar jalur tatanan baku akan mengagetkan pihak yang sudah mapan. Keempat, letupan emosi seringkali mengungkapkan kemarahan yang dirasakan. Rasa marah bisa muncul karena seseorang merasa tidak senang atau kecewa karena sakit hati. Demosntrasi merupakan protes yang cukup padat berisi muatan emosi kemarahan. Di era Orde Baru demonstrasi penggusuran dan kasus Marsinah merupakan bentuk letupan kemarahan karena kekuasaan masih saja menimbulkan korban, yang seharusnya tidak perlu terjadi. Demikian pula, demonstrasi menentang SDSB merupakan ungkapan rasa kecewa masyarakat, karena sejak pertama kali muncul sudah dinyatakan sebagai judi dan ditolak oleh banyak pihak, masih saja dianggap wajar dan sah untuk diberlakukan. Kemarahan akan peristiwa sosial yang terjadi dirasa tidak cukup terwakili kalau hanya diekspresikan lewat tulisan dan dialog. Tindakan demonstratif dipandang cukup tepat dalam memuat ekspresi kemarahan, beban emosional rasa kecewa, dan keterkejutan. Kelima, agar dipublikasikan dalam media massa secara proporsional bahkan sensasional, aksi demonstrasi secara massal dan penuh hiruk-pikuk kemeriahan menjadi pilihan. Terlebih, jika demonstrasi itu diwarnai dengan pembakaran simbol atau atribut-atribut tertentu, cenderung akan mudah diekspos dalam media massa. Apa yang dilakukan kaum muda dalam bentuk aksi demonstrasi massa merupakan gerakan perlawanan. Gerakan ini timbul dan tenggelam dengan berbagai argumen bahwa kenyataan sosial selalu menimbulkan ketidakpuasan. Banyak kalangan merespons realitas seperti itu dengan melakukan gerakan perlawanan Basrowi, 2003 73. Dengan berbagai kasus kejanggalan sosial, berarti gerakan perlawanan secara mendasar ditentukan oleh tarik-menarik antara kekuatan yang menghendaki perubahan dan kekuatan yang tidak menginginkan 92 , No. 1, Februari 2007 78 - 92 Makna Pertunjukan Dabuih ... Yuniarti Munaf 117 sebagai sarana dakwah untuk mengamalkan ajaran agama, seperti kekuatan zikir yang dibaca pada proses pertunjukan, sarana simbolik yang berkaitan dengan komunikasi dengan yang gaib aktivitas relio-mistis, dan sarana mengukuhkan nilai-nilai budaya yang diambil oleh masyarakat. Pada proses pertunjukan dabuih dimaknai sebagai suatu proses penyatuan diri kepada Sang Pencipta seperti dalam pembacaan zikir dan doa. 2. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka disarankan; agar makna simbol dabuih dapat dipahami oleh masyarakat unsur relionya yang terdapat dalam bacaan zikir dan doa tetap dibudayakan dan dipertahankan, agar kesenian tidak punah, untuk itu perlu pembinaan terhadap pendukungnya agar identitas dabuih tetap terjaga. Pekerja seni yang terlibat dalam pembinaan kesenian tradisi dabuih sebaiknya bekerja sama dengan kelompok pertunjukan dabuih di daerah lain, agar arah pengembangan dapat berjalan dengan baik. Untuk mensosialisasikan seni pertunjukan tradisi sebagai budaya lokal bagi masyarakat Lumpo Pesisir Selatan seni pertunjukan dabuih perlu dikemas sedemikian rupa dengan meningkatkan fasilitas industri pariwisata untuk membina dan mengembangkan kesenian tradisi bagi anak nagari di masa mendatang baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Pemerintah diharapkan turut membina kesenian dabuih terutama dari sarana pendukung supaya pertunjukan tersebut tetap eksis dalam masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Imron. 1993. Dabus Ilmu Kekebalan dan Kesaktian Dalam Tarekat Riya’iyah. Malang Kalimasahada Press. Baal, Van. J. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta PT. Gramedia. Bahar, Mahdi. 2004. Seni Tradisi Menantang Perubahan Bunga Rampai. Padang Panjang STSI Padang Panjang Pers. Bogdan, R dan Biklen 1982. Qualitative Research for Educational an Introduction to Theory and Methods. Boston Allyn dan Bacon. Boestami. 1982. “Catatan-catatan tentang Minangkabau Dari Encyclopedie Voor Nederlands Oost Indie”. Padang Museum Negeri Adityawarman Sumatera Barat. Cassirer, Ernest. 1987. Manusia dan Kebudayaan Sebuah Essei Tentang Manusia. Jakarta PT. Gramedia. Hamka. 1950. Sejarah Islam di Sumatera. Medan Pustaka Nasional. Hamka. 1980. Tasauf Perkembangan dan Pemurniannya. Yayasan Nurus Islam. Jakarta. 94 , No. 1, Februari 2007 93 - 105 Makna Pertunjukan Dabuih ... Yuniarti Munaf 115 bersaing dengan tenaga kerja asing yang dimungkinkan akan membanjiri Indonesia. Dengan demikian, lulusan pendidikan di perguruan tinggi nanti akan memiliki kualifikasi dan standar kompetensi yang sesuai dengan kualifikasi ataupun standar internasional, regional, nasional, dan lokal. Menurut penelitian Kir Haryana 1994, 1997 dan Balitbang Dikbud 1997, serta Biro Perencanaan Pendidikan Pusat 2000 tentang hal yang sama yaitu efisiensi pendidikan di SMK, menunjukkan adanya inefisiensi. Ketidakefisienan SMK ini terutama ditinjau dari pemanfaatan fasilitas pendidikan yang high cost itu belum optimal. Di samping itu, pendidikan di perguruan tinggi memiliki karakteristik yang hampir sama pula dengan di SMK ditinjau dari kebutuhan fasilitas pembelajaran. Seperti diketahui bahwa di Indonesia terdapat banyak Sekolah Menengah Kejuruan SMK seperti sekolah kejuruan bidang teknik, agrobisnis, tataniaga, pariwisata, dan seni pertunjukan. Khusus bidang seni pertunjukan, di Indonesia terdapat beberapa Sekolah Menengah Kejuruan SMK bidang seni pertunjukan yang di dalamnya terdapat pula 4 sub bidang keahlian, yaitu seni musik, seni karawitan, seni teater, dan seni tari. SMK bidang seni pertunjukan tersebut terdapat di beberapa kota, yaitu Ujung Pandang, Denpasar, Surabaya, Surakarta, Yogyakarta, Bandung, dan Padang Semula termasuk Bengkulu. SMK Seni Pertunjukan di Yogyakarta atau disebut disebut SMK 1 Kasihan Bantul Yogyakarta memiliki program studi seni tari. Lulusan program studi seni tari seperti yang tercantum dalam Kurikulum GBPP Kurikulum SMK Buku IIA 1993 mampu menjadi tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang tari yang mampu bekerja mandiri, memiliki pengetahuan, menguasai ketrampilan, dan sikap profesional serta memiliki kepekaan estetis dan serta produktif, adaptif, dan kreatif dalam mengembangkan seni tari. Di samping itu, tujuan SMK seni pertunjukan juga menyiapkan lulusan yang siap memasuki lapangan kerja dan mampu berkompetisi. Berdasarkan penelitian Badrun 2002 tentang kompetensi Sekolah menengah Kejuruan, maka tingkat kompetansi yang diharapkan dari siswa Sekolah Menengah Kejuruan bidang Seni Pertunjukan Program Studi Seni Tari adalah menjadi penari, perias, dan pembuat kostum tari yang profesional. Di lain pihak, DU/DI Dunia Usaha/Dunia Industri membuat kriteria kompetensi yang diharapkan dari siswa lulusan SMK Kejuruan seni tari adalah memiliki kemampuan menari, membuat kostum tari, membuat property tari, dan merias. Semua kompetensi tersebut adalah kompetensi yang diharapkan apabila siswa langsung terjun ke dunia kerja. Namun di sisi lain, banyak siswa lulusan SMK 1 Kasihan Bantul SMK Seni Pertunjukan di Yogyakarta yang tidak aterjun ke lapangan kerja tapi melanjutkan ke perguruan tinggi yang membuka jurusan seni pertunjukan atau lebih khusus lagi jurusan seni tari. Di Yogyakarta terdapat 2 perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan pendidikan di bidang seni menjadikan seseorang atau mengantarkan seseorang pada tingkat ektase atau fana. Schimmel 1975 menjelaskan bahwa makna zikir akan mengantarkan orang dalam keadaan fana atau pada awal kesurupan. Pengulangan kata Allah atau rumus la ilaha illallah yang diucapkan secara berirama disertai gerakan tertentu, dengan mudah dapat menyebabkan keadaan trance. 7. Makna Pertunjukan Dabuih Bagi Masyarakat Pertunjukan dabuih merupakan pertunjukan yang memadukan zikir dengan musik rebana yang dapat menciptakan suasana pertunjukan menjadi harmonis, sehingga para pemain dabuih sampai pada tingkat “wajd” kerasukan dalam proses menusuk diri dengan senjata tajam. Pada awalnya dabuih merupakan sistem pendidikan atau semacam evaluasi untuk menguji tingkat pengamalan bagi murid-murid yang mengamalkan ajaran tarekat Rifa’iyah. Berkembangnya dabuih sebagai sebuah pertunjukan seni, baik sebagai bagian dari sistem pengajian tarekat maupun menjadi seni pertunjukan tradisi, tidak lepas dari pengaruh masyarakat yang selalu berubah, sehingga dalam memaknai pertunjukan dabuih beragam pula. Pertama, pertunjukan dabuih sebagai aktivitas pertunjukan jenis permainan rakyat yang mempertontonkan kekebalan dan merupakan bagian dari tradisi pertunjukan yang muncul dari pengajian tarekat. Debus dan permainan rebana erat hubungannya dengan tarekat Rifa’iyah, ajarannya yang ganjil berupa penyiksaan dan melukai diri sendiri dengan senjata tajam. Kedua, aktivitas pertunjukan dabuih dimaknai sebagai bentuk kedekatan mereka dengan Tuhannya, terutama bagi yang mengetahui persoalannya. Arifin 199312 menjelaskan bahwa apabila jiwa seseorang dipenuhi dengan zikir kepada Allah, ia akan dipenuhi oleh kualitas Ketuhanan, jiwanya lebih didimonasi oleh unsur-unsur rohaniyah. Ke tiga, pertunjukan dabuih dengan pembacaan zikir dimaknai oleh masyarakat berhubungan dengan nilai religius dan atraksi kekebalan dimaknai memunculkan nilai-nilai mistik sebagai produk kebudayaan dan musik sebagai identitas budaya, karena musik dapat menghantarkan pemain pada tahap kerasukan. Rouget 1985 menjelaskan bahwa kerasukan trance mempunyai sifat-sifat sebagai berikut 1 selalu berkaitan dengan keadaan fisik, 2 selalu berkaitan dengan suasana, 3 terjadi dalam keramaian, 4 ada krisis, 5 selalu ada yang merangsang pendengaran, 6 berkaitan dengan kehilangan kesadaran, 7 kejadiannya timbul dari kondisi sadar. Kemudian Abdul Qadir dalam Andar Indra Sastra, 2002 menjelaskan bahwa murid yang sudah sampai tingkat “wajd” dikatakan telah sampai pada kategori efek. Pribadi yang dihinggapi kategori efek tidak mengenal atau tidak menyadari lagi apa yang diperbuatnya. Efek dari melakukan zikir yang diiringi musik rebana, membuat pemain dabuih dalam menusuk diri dengan besi runcing ke tubuhnya tidak dirasakannya sebagai sesuatu yang menyakitkan. 96 , No. 1, Februari 2007 93 - 105 Makna Pertunjukan Dabuih ... Yuniarti Munaf 113 interfacing antara kedua lembaga tersebut memungkinkan untuk mengembangkan program-program yang memberikan peluang kepada para lulusan SMK yang meneruskan studinya di program studi yang sejenis dengan program studi yang ada di SMK. B. Tinjauan Konseptual Kurikulum SMK Keberhasilan pembelajaran di sekolah ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia, tenaga kependidikan kepala sekolah, guru, tenaga administratif, keadaan proses KBM input, proses, dan output, pengelolaan administrasi, pengelolaan fasilitas, institusi pasangan, lingkungan fisik, sosial, dan budaya, dukungan orang tua, dan yang tidak kalah penting adalah kurikulum. Kurikulum SMK digunakan kurikulum dengan CBC Competency Based Curriculum seperti dijelaskan di atas dan BBC Broad Based Curriculum. Pendekatan CBC memberikan makna bahwa kurikulum SMK mengandung sejumlah kompetensi sesuai bidangnya. Adapun BBC merupakan kurikulum dengan pendekatan berbasis luas Broad Based yaitu lebih mengutamakan pertimbangan pada pemberian bekal agar tamatan dapat berkembang secara berkelanjutan, Dengan demikian, secara teoritis diharapkan lulusan SMK memiliki dasar kompetensi yang kuat untuk bisa dikembangkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan kompetensinya sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja serta memiliki standar nasional, regional, dan internasional. Kurikulum yang diberlakukan di SMK Seni Pertunjukan di Yogyakarta SMK 1 Kasihan Bantul Yogyakarta, juga mengacu pada hal di atas. Kompetensi yang bisa dikembangkan dalam bidang pekerjaan yang dikuasai oleh lulusan SMK Seni Pertunjuan adalah 1 Menjadi pelaku pertunjukan tari, 2 Pelaksana Pendukung Pertunjukan, Pengelola usaha pertunjukan dan usaha lain di bidang seni tari GBPP SMK, Buku II A hal 1. Bidang pekerjaan tersebut, oleh DU/DI seni pertunjukan disebutkan sebagai 1 Penari, 2 Perias, 3 Pendesain kostum atau pembuat kostum tari, dan 4 pembuat property tari. Di sisi lain, kurikulum yang dikembangkan di perguruan tinggi di masa datang P5-D, Juli 2001, juga berdasarkan kompetensi Competency Based Curriculum dan berkelanjutan Broad Based Curriculum seperti halnya di SMK. Dalam rangka mengembangkan kurikulum yang berbasis kompetensi, Universitas Negeri Yogyakarta telah berbenah diri untuk mengembangkan atau menyempurnakan kurikulum 2000 dengan nama kurikulum 2002. Begitu pula Jurusan Pendidikan Seni Tari telah melaksanakan penyempurnaan kurikulum tahun 2002 yang berbasis kompetensi. Dengan demikian, secara konseptual terdapat keterkaitan dan kesinambungan antara kurikulum di pendidikan tinggi dengan kurikulum di SMK. Perbedaannya hanya terletak pada segi kedalaman materi. Oleh karena itu, Baal 198543 menjelaskan sistem ritus berwujud aktifitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktian terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang atau makhluk lainnya, dan dalam usahanya berkomunitas langsung dengan Tuhan dan penghuni dunia gaib lainnya. Pada pertunjukan dabuih, adanya kelengkapan pertunjukan yang tidak boleh ditinggalkan seperti mempersiapkan paureh ramuan dari daun-daunan yang akan digunakan untuk keperluan arena pertunjukan, dan proses pelaksanaan pertunjukan, serta kemenyan yang digunakan untuk mengasapi alat pertunjukan, paureh dan pemain dabuih. Posisi seperti ini termasuk pada sistem ritus dalam bentuk sederhana dari kehidupan sosial masyarakat yang terorganisir. 5. Makna Pertunjukan Dabuih Pada Aspek Pendukung Pertunjukan dabuih digelar bermula dari pertunjukan yang mengandung makna religi dan dipercaya dapat memanggil kekuatan gaib untuk mengusir roh-roh jahat yang akan mengganggu jalannya pertunjukan. Pertunjukan dabuih dapat bermakna apabila didukung oleh beberapa aspek pendukung antara lain paureh, kemenyan putih dan anak dabuih, serta rebana rapai. Pembacaan zikir dalam pertunjukan dabuih merupakan media yang bisa menghubungkan pemain dabuih dengan yang khalik, serta pembacaan doa merupakan media untuk menghubungkan masyarakat dengan kekuatan gaib lainnya. Hal ini adalah inti utama dari makna pertunjukan dabuih. Pertunjukan dabuih yang didukung oleh aspek paureh juga merupakan media yang digunakan terutama oleh khalifah untuk arena pertunjukan merupakan penangkal kekuatan jahat yang ingin mengganggu jalannya pertunjukan. Kemudian para pemain yang menggunakan paureh merupakan media untuk pertahanan tubuh supaya tidak luka dengan senjata tajam atau kekuatan lain yang akan mencoba pemain dabuih. Paureh yang digunakan untuk perendaman anak dabuih, merupakan media untuk membunuh biso bisa besi yang akan dipakai untuk pertunjukan dabuih. Pembakaran kemenyan putih dalam pertunjukan dabuih bermakna sebagai media untuk memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat dari arena pertunjukan dan untuk pengasapan rebana, anak dabuih dan pemain dabuih. Hal ini bermakna terhindar dari gangguan kekuatan gaib lainnya yang ingin mengganggu. Hal di atas sejalan dengan apa yang diungkapkan Cassirer 1987294 menjelaskan, manusia makhluk yang penuh dengan simbol lambang. Melalui simbol seluruh budaya manusia dapat diungkap, yang perlu ditangkap adalah makna dari suatu benda yang terkait dalam setiap kejadian hidup secara luas dan intensif. Lebih lanjut Frondizi 1963194 menjelaskan, bahwa semua aspek dalam pertunjukan mempunyai nilai dan makna dan keberadaannya hanya di dalam situasi kongkrit dan tertentu. Sebuah pertunjukan merupakan simbol yang memiliki makna sesuai dengan situasi ketika pertunjukan itu dipagelarkan. 98 , No. 1, Februari 2007 93 - 105 Makna Pertunjukan Dabuih ... Yuniarti Munaf 111 kualitas masyarakat Haryana, 2000. Pendapat Nurhadi 1990 lain lagi yang menyatakan bahwa dengan bekal yang dipelajari sebelumnya dalam pendidikan kejuruan, maka karir seseorang akan meningkat yang selanjutnya dapat meningkatkan kehidupan mereka menjadi makin baik. Bagi masyarakat Indonesia misi pendidikan kejuruan adalah sangat penting karena pada umumnya peserta didik di sekolah kejuruan berasal dari masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah, sehingga apabila sekolah kejuruan berhasil mewujudkan misinya berarti akan membantu menaikkan status sosial ekonomi masyarakat tingkat bawah Samani,1991. Tujuan pendidikan kejuruan di Indonesia memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada peserta didik untuk memasuki lapangan kerja, dan sekaligus menghasilkan tenaga kerja trampil yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan kejuruan di Indonesia mempunyai tugas dan tanggung jawab memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang-bidang tertentu, sehingga diperoleh tingkat kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Hal tersebut seperti yang tercantum dalam kurikulum 1994 tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan di SMK adalah 1 mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, 2 menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri, 3 menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, dan 4 menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif Depdikbud 1993. Diselenggarakannya pendidikan SMK menurut Sukamto 1998 diharapkan dapat membekali lulusannya untuk memasuki dunia kerja dengan kompetensi dasar yang memadai, sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan Program Studi Seni Tari Jurusan Seni Pertunjukan di SMK menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah di bidang tari yang mampu bekerja mandiri, memiliki pengetahuan, menguasai ketrampilan, memiliki sikap profesional serta memiliki kepekaan estetis dalam mengembangkan seni tari Depdikbud,1993. 2. Profil dan Kompetensi Lulusan Kemampuan siswa tamatan SMK Program Studi Seni Tari dapat dilihat pada struktur program yang memuat sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut dikelompokkan ke dalam dua program, yaitu program umum dan program kejuruan. Keduanya wajib diikuti oleh seluruh peserta didik sebagai wahana pembentukan watak dan kemampuan manusia Indonesia seutuhnya. Tamatan SMK Program Studi Seni Tari dapat menampilkan diri sebagai imaji dan penjadian proses. Sebagai salah satu seni pertunjukan tradisional, kesenian dabuih merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Lumpo yang masih tetap didukung oleh masyarakatnya. R. Linton dalam Pelly 199423 mengemukakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang unsur-unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota dari suatu masyarakat. Bahar 200432 mengungkapkan bahwa konsep budaya orang-orang Melayu-Minangkabau, keterkaitan kesenian dalam sistem kebudayaan mereka tidak lebih dari persoalan tradisi atau adat. Kemudian Esten 199311 menjelaskan tradisi adalah kebiasaan turun temurun sekelompok masyarakat berdasarkan nilai-nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Tradisi memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat bertingkah laku, baik dalam kehidupan yang bersifat duniawi maupun terhadap hal-hal yang bersifat gaib atau keagamaan. Selanjutnya Kayam 198159 menjelaskan bahwa kesenian tradisional merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat tradisional yang mengandung sifat-sifat dan ciri-ciri tertentu yang terbatas pada lingkungan satu kultur. Kesenian tradisional merupakan cerminan dari masyarakat pendukungnya. Sejalan dengan hal tersebut, Sedyawati 1981119 menjelaskan kesenian diselenggarakan demi kelangsungan suatu tradisi dan kesenian merupakan alat penguat tradisi. Kesenian tidak hanya sebagai suatu bentuk kegiatan estetis, tetapi dapat menunjang dan mendorong rasa kebersamaan antar masyarakat. Kesenian tradisi terikat oleh suatu sistem tata nilai yang dianut, dipelihara, dan dipertahankan dalam kehidupan bersama dalam rentang waktu yang lama. Dikaitkan dengan dabuih, dapat dipahami bahwa dabuih tergolong kepada bentuk kesenian tradisi, maka dabuih dikategorikan sebagai seni pertunjukan, karena memiliki semua unsur seni pertunjukan tersebut. 3. Makna dan Simbol Dabuih Dalam pandangan Geertz 199612 berbagai fenomena yang terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat dapat terungkap lewat berbagai makna kultural. Kebudayaan adalah pola-pola makna yang diwujudkan dan ditransmisikan secara terus menerus dalam bentuk simbolis. Simbolisme bukan saja merupakan suatu instrumen dari komunikasi sosial, tetapi suatu kelengkapan yang lahir dalam mental yang membuat pengalaman manusia bisa bermakna. Orang tidak saja berinteraksi dengan orang, tetapi secara simbolis orang dapat berinteraksi dengan dirinya sendiri. Semua makna budaya diciptakan dengan menggunakan simbol-simbol Spradley, 1997121. Penggunaan simbol dalam masyarakat sangat bervariasi, dapat dipergunakan untuk tindakan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat dan individu. Pembakaran kemenyan sebelum pertunjukan dabuih merupakan simbol permohonan kepada Yang Maha Kuasa. 100 , No. 1, Februari 2007 93 - 105 Makna Pertunjukan Dabuih ... Yuniarti Munaf 109 tersebut tampak pada hasil lulusan SMK Seni Pertunjukan yang berupa kompetensi yang dimiliki oleh siswanya 3. Peserta didik Peserta didik di SMK Program Studi Seni Tari berasal dari lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP atau yang setingkat, serta memiliki kemampuan yang disyaratkan oleh sekolah yang bersangkutan. Dalam hal ini peserta didik antara lain berhak atas 1 perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; 2 memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya; 3 mengikuti program pendidikan atas dasar program pendidikan berkelanjutan; 4 mendapat bantuan sarana dan pra sarana; 5 memperoleh penilaian hasil belajarnya, dan sebagainya. Walaupun Input yang diperoleh SMK bersifat heterogen tetapi masih bisa mendapat perlakuan yang sama terutama dalam penerimaan materi mata pelajaran. Hal ini dikarenakan meskipun input memiliki kemampuan yang bervariasi, namun tidak ada yang memiliki bekal kemampua yang diperoleh dari lembaga pendidikan formal bidang seni yang ada di tingkat SLTP. Yang membedakan kemampuan siswa salah satunya adalah bakat dan minat siswa. D. Pendidikan Seni di Perguruan Tinggi Wawasan pendidikan tinggi nasional sampai tahun 2018 menginginkan terwujudnya sistem pendidikan tinggi nasional yang mempunyai komitmen penuh untuk menegakkan Pancasila dan UUD 45, dan pada tahun 2018 pendidikan tinggi merupakan unsur yang terkemuka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan masyarakat ilmiah, memelihara, mengembangkan dan menyebarkan kebudayaan yang berlandaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta membangun manusia Indonesia seutuhnya yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak tinggi, berbudaya Indonesia, bersemangat ilmiah yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan wawasan luas bagi kebajikan dan kemajuan manusia, kehidupan masyarakat, dan budaya bangsa KPPTJP Bab IV. Bila kita mengacu pada visi pendidikan tinggi tersebut, akan terlihat bahwa seni dan budaya menjadi salah satu dasar landasan dalam pengembangan sumberdaya manusia maupun pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari sudut SDM, sentuhan seni dan budaya akan membuat manusia menjadi the real human yang memiliki kepekaan rasa, kepedulian, dan toleransi yang tinggi terhadap sesama manusia. Dari sisi teknologi, produk teknologi paling mutakhir pun akan memerlukan sentuhan seni dalam proses perencanaan sampai produksinya. Ilustrasi tersebut membuktikan bahwa bila ada anggapan bahwa seni hanya memiliki relevansi yang rendah dengan pasar kerja, anggapan tersebut terlalu tergesa-gesa disimpulkan tanpa mempertimbangkan aspek-aspek yang lebih mendasar. Bisa dibayangkan, bagaimana kira-kira bentuk kehidupan di dunia ini tanpa adanya sentuhan seni karena orang-orang sudah tidak punya lagi rasa keindahan? kelestarian perkembangan seni pertunjukan tradisionil seperti dabuih. Untuk mengungkap seni pertunjukan dabus dan merumuskan masalah, penulis membatasi pengkajian yang dibahas meliputi 1 bagaimana bentuk pelaksanaan pertunjukan dabuih pada masyarakat Lumpo ?, 2 bagaimana makna pertunjukan dabuih pada masyarakat Lumpo ? Dari permasalahan tersebut bertujuan untuk mengungkapkan; 1 bentuk pelaksanaan pertunjukan dabuih pada masyarakat Lumpo, dan 2 makna pertunjukan dabuih, terutama pada aspek pendukung, proses pelaksanaan dan masyarakat penikmat pertunjukan. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha mengungkapkan makna pertunjukan dabuih terutama pada aspek pendukung dan proses pertunjukan serta makna bagi masyarakat penikmat. Spradley 1984 mengemukakan bahwa penelitian kualitatif lebih tepat digunakan pada penelitian budaya/perilaku dalam situasi sosial untuk mengungkapkan makna perilaku orang-orang dalam berbagai situasi sosial di masyarakat. Selanjutnya Bogdan dan Biklen 1992 mengemukakan penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri antara lain 1 memiliki latar alamiah sebagai sumber data, 2 peneliti adalah instrumen kunci, 3 penelitian kualitatif bersifat deskriptif, 4 penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil, 5 peneliti kualitatif cenderung untuk menganalisa data secara induktif serta makna adalah menjadi perhatian utama dengan pendekatan kualitatif. Muhajir 1990 menjelaskan perilaku manusia didasarkan atas penafsiran fenomenologis, yaitu berlangsung atas suatu maksud pemaknaan dan mempunyai tujuan. Penggunaan metode ini didasari atas pertimbangan bahwa pemaknaan kemanusiaan perlu dicari sumbernya pada interaksi sosial, dan masyarakat merupakan proses yang berkembang secara holistik. Pandangan dari masyarakat dijadikan sebagai tujuan untuk mendalami makna pertunjukan dabuih di Nagari Lumpo Pesisir Selatan. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Bentuk Dabuih Secara harfiah dabuih berasal dari bahasa Arab, yaitu “Dabbus” berarti sepotong besi yang tajam untuk melukai diri sendiri. Al-Habsyi dalam Arifin 19931 menjelaskan Dabbus sebagai jarum pencocok. Sedangkan Hamka 1987157 memberi arti yang agak luas yaitu berjalan di atas pecahan kaca. Dabuih merupakan salah satu jenis seni pertunjukan tradisional yang terdapat di daerah-daerah Minangkabau umumnya dan pada masyarakat Lumpo Pesisir Selatan khususnya. Di dalam pertunjukan dabuih terdapat unsur seni yang mengandung makna dalam kehidupan masyarakat. Menurut Langer dalam M. Sastrapratedja 198374 seni adalah sebagai “kreasi bentuk-bentuk simbolis dari perasaan manusia”. Pada pertunjukan dabuih proses melukai diri bagi anggota 102 , No. 1, Februari 2007 93 - 105 Makna Pertunjukan Dabuih ... Yuniarti Munaf 107 Dari kenyataan di atas, kebijakan tentang kurikulum berbasis kompetensi membawa sisi positif. Program Studi Pendidikan Seni Tari dengan melibatkan alumni, stakeholder, serta mahasiswa, telah menyusun kurikulum tahun 2002 yang berbasis kompetensi. Kurikulum ini adalah kurikulum tahun 2000 yang diubah dan direvisi dengan menyesuaikan kondisi di lapangan. Untuk memenuhi tuntutan kualitas di bidang teknologi dan komunikasi, maka kebutuhan mahasiswa akan kemampuan dan penguasaan teknologi dan komunikasi juga sudah sangat perlu untuk direalisasikan. Untuk itu, lulusan Program Studi Seni Tari harus memiliki ketrampilan komputer dan penguasaan teknologi komunikasi melalui internet. Di samping itu, kompetensi lulusan perlu untuk dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan tentang kewirausahaan, hal ini berkaitan dengan maraknya dunia entertainment. 2. Tujuan Pendidikan Seni Tari di PT Dengan budaya kerja sinergis mewujudkan program studi yang menghasilkan lulusan di bidang pendidikan seni yang bertanggung jawab, memiliki semangat belajar, kreatif, memiliki kemampuan teknologi dan manajemen, rasa humanitas, rasa sosial, dan berjiwa pamong. Program Studi Pendidikan Seni Tari memiliki misi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kecerdasan, kemampuan, dan ketrampilan baik dalam penelitian, karya seni, pendidikan seni, didasarkan pada sosialisasi dan humanitas yang tinggi sehingga bermanfaat bagi pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara. Di samping itu, menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan kompetensi di bidang seni tari didasarkan pada aspek normatif, kreatif, adaptif, dan produktif. 3. Rumusan Kompetensi Pendidikan Seni Tari Lulusan pendidikan seni tari diharapkan memiliki kompetensi di bidang pendidikan seni tari dan kompetensi pendukung lain yang berhubungan dengan seni tari meliputi kepariwisataan, manajemen, serta teknologi dan informasi. Komposisi kompetensi dikelompokkan menjadi 4 yaitu 1 aspek pengkajian, 2 penciptaan, 3 pendidikan, dan 4 manajemen. Adapun profil lulusan dikelompokkan menjadi 2 yaitu 1 bidang keilmuan meliputi penelitian seni, penulisan karya-karya ilmiah bidang seni, dan pengembangan ilmu seni, dan 2 bidang ketrampilan seni meliputi menari, membuat karya tari, menyusun karya tari, mendesain kostum, membuat kostum tari, memainkan alat musik tradisional gamelan, membuat property. Kompetensi pendidikan seni meliputi penelitian pendidikan dan pembelajaran seni. Kompetensi manajemen meliputi kemampuan pengelolaan pertunjukan, pengelolaan sanggar, dan manajemen layanan jasa entertainment untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya serta kebutuhan dalam bidang pariwisata. 4. Pelaksanaan Kurikulum Program Studi Pendidikan Seni Tari Kurikulum Program Studi Pendidikan Seni Tari dilaksanakan dengan mempertimbangkan visi dan misi yang ditetapkan sesuai dengan tuntutan dan anggota dabuih sebagai tanda suci dari hadast kecil dan besar, kedua untuk arena pertunjukan supaya anak dabuih terbebas dari gangguan roh jahat, ketiga untuk penghentian darah kalau pemain dabuih terluka. Ramuan ini diaduk dalam sebuah wadah yang berisi air sambil dibacakan doa oleh khalifah dabuih. Selanjutnya kemenyan putih yang digunakan untuk mengasapi ramuan paureh dan rebana, dan anak dabuih. Peralatan yang digunakan untuk pertunjukan adalah rebana sebagai alat untuk mengiringi zikir, anak dabuih yang akan digunakan dalam proses pertunjukan dabuih, yaitu untuk menusuk tubuh. Rebana digunakan sebagai unsur menciptakan musik dalam proses pertunjukan indang. Zikir yang diiringi dengan tetabuhan rebana dapat mengantarkan para anggota dabuih mencapai tingkat kekhusukan, mendengar musik yang dipadukan dengan zikir dapat mencapai suatu tingkat emosi dan kegairahan religius. Musik rebana berperan membentuk suasana pertunjukan, sehingga menjadikan pemain dabuih mencapai kekhusukan pada proses melukai diri atau menusuk tubuh dengan benda tajam. Prosesi pemilihan khalifah dabuih pada masyarakat Lumpo terjadi secara turun temurun dari orang tua terhadap anaknya sebagai sang penerus dari kekhalifahan dabuih, berbeda dengan pemilihan khalifah dalam sebuah tarekat. Schimmel 1975 menggambarkan sekilas tentang prosesi kekhalifahan dalam tarekat Rifa’iyah sebagai berikut Semua sahabat tarekat diundang, lilin dinyalakan menurut ritual yang telah ditentukan. Sepanjang malam acara dihabiskan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, musik kerohanian dan shalat. Syeikh yang hampir mendekati ajal memilih khalifah dari anggota-anggota kelompok darwis orang yang mendalami kehidupan sufi dan tidak lagi menghiraukan kehidupan yang bersifat duniawi, tak seorang pun menduga bahwa yang dipilih itu memiliki kebajikan rohaniah yang diperlukan. Profesi kekhalifahan di atas berlaku dalam Tarekat Rifaiyah dan pada masyarakat Lumpo tidak mengacu pada pola yang berlaku dalam tarekat, pewarisan khalifah secara turun temurun. Perkembangan seni pertunjukan pada masa berkembangnya agama Islam di Minangkabau, pertunjukan dabuih difungsikan sebagai sarana dakwah dalam penyebaran agama Islam, salah satu ciri keIslaman yang dimasukan ke dalam pertunjukan dabuih yaitu pertunjukannya diiringi zikir seperti membaca astagfirullah al azim, la ilaha illallah, yang didendangkan seirama dengan tepukan rebana. Pertunjukan dabuih dianggap sakral, karena tradisi pagelarannya selalu dilakukan pada malam hari dan para anggota dabuih sebelum melakukan pertunjukan terlebih dahulu bersuci dan berudhuk, yang bertujuan suci daripada najis. Dengan kemajuan teknologi, kesenian tradisi sudah hampir dilupakan masyarakat, sehingga perkembangannya terhambat, masyarakat beralih pada kesenian kontemporer yang praktis seperti organ tunggal untuk acara hajatan 104 , No. 1, Februari 2007 93 - 105 Kajian Interfacing Kurikulum ... Yuli Sectio Rini 105 Surakarta yang merupakan pusat kebudayaan Jawa Soedarsono, 1972, maka matakuliah tari Yogyakarta dan tari Surakarta memiliki bobot lebih banyak dibanding dengan mata kuiah praktek lainnya. Untuk mmberikan kemampuan manajemen kepada mahasiswa, terdapat juga matakuliah kewirausahaan dan manajemen & produksi tari. Kemudian beberapa mata kuliah lain yang merupakan penunjang bagi kemampuan mahasiswa baik dalam praktek tari, tata rias, memainkan alat musik, maupun lainnya. Melihat dari karakteristik mata kuliah Program Studi Pendidikan Seni tari, dapat dikatakan kurikulum yang diterapkan memiliki beberapa persamaan dengan kurikulum yang terdapat di SMK Seni Pertunjukan Program Studi Seni Tari SMK 1 Kasihan, Bantul Yogyakarta. 6. Peserta Didik/Input Pendidikan Seni Tari Input Program Studi Pendidikan Seni Tari FBS UNY bersifat heterogen karena berasal dari SMK dari berbagai bidang Seni pertunjukan, Ekonomi, dan lainnya serta Sekolah Menengah Umum. Tampak ada perbedaan yang mencolok dari input yang masuk, yaitu kemampuan awal dari input yang berasal dari SMK Seni Pertunjukan Program Studi Seni Tari sangat berbeda dengan input yang berasal dari sekolah selain SMK Seni Pertunjukan. Input yang berasal dari SMK Seni Pertunjukan - khususnya yang berasal dari SMK 1 Kasihan Bantul - telah lebih dahulu mendapatkan materi yang sejenis ketika menempuh studi di SMK Seni Pertunjukan. Melihat kenyataan demikian, tampak ada ketidak efisienan yang dialami oleh mahasiswa dari SMK Seni Pertunjukan. Hal tersebut dikarenakan, meskipun materi di perguruan tinggi lebih merupakan pendalaman, tetapi secara de facto mereka telah menguasai teknik-teknik gerak yang terdapat dalam materi perkuliahan. E. Penutup Melihat kenyataan di atas dengan sederet data-data mengenai pelaksanaan kurikulum dengan sistem pengajaran, bobot sks, waktu yang digunakan, dan beberapa faktor, tidaklah menutup kemungkinan untuk memberikan program pengembangan bagi perlaksanaan pendidikan seni di perguruan tinggi yaitu dengan memberikan sejenis reward bagi mahasiswa yang berasal dari SMK Seni Pertunjukan. Program-program tersebut dapat berupa previlage’, akselerasi, atau pengayaan, atau program dalam bentuk lain yang memberikan semacam pengayaan atau nilai lebih bagi mahasiswa yang notabene telah mempunyai kelebihan di banding lainnya. Upaya tersebut sudah barang tentu akan menyangkut kebijakan-kebijakan dari pimpinan lembaga yang bersangkutan, maupun komunitas dalam jurusan atau program studi yang bersangkutan. Program tersebut dapat diterapkan di lembaga perguruan tinggi yang memiliki permasalahan yang sama seperti Universitas Negeri Makassar-SMK Seni Pertunjukan di Makasar, Universitas Negeri Padang-SMK Seni Pertunjukan di Padang, UNESA-SMK Seni Pertunjukan di Surabaya, UPI-SMK Seni Pertunjukan di Bandung. Deretan data di atas dan kenyataan pelaksanaan kurikulum di baik di sekolah kejuruan maupun di perguruan tinggi, hendaknya dapat digunakan oleh lembaga pendidikan tinggi yang membuka jurusan pendidikan seni untuk membuat program-program pengembangan bagi mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari sekolah-sekolah kejuruan yang sejenis. Efisiensi waktu yang dialami oleh mahasiswa dengan program-program seperti previlage, akselerasi, atau pengayaan, akan menguntungkan mahasiswa dalam mengembangkan diri. Di sisi lain, bagi perguruan tinggi, program pengembangan tersebut juga akan berpengaruh terhadap singkatnya waktu studi mahasiswa. Hal ini akan menaikkan produktivitas dan efisiensi secara makro. DAFTAR PUSTAKA Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. 1998. .Kurikulum 1997. Yogyakarta IKIP Yogyakarta Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. 2002. Kurikulum 2000. Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta. Rusliana, I. 1998. Pijakan dalam Mendiversifikasikan Kurikulum Keahlian Seni Pada SMK Bidang Keahlian Seni Pertunjukan Balitbang Dikdasmen Dikti PLSP Kebudayaan. Pusposutardjo, S. 2000. “Paradigma Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2000”. Makalah Seminar Nasional Paradigma Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2000 di Quality Hotel, Sabtu 27 Januari 2000. FKIP UMS Sukamto. 2000. “Kurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis Kompetensi Suatu Pemikiran Teoritis untuk Mengantisipasi Kebutuhan Pasar”. Makalah Seminar Nasional Paradigma Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2000 di Quality Hotel, Sabtu 27 Januari 2000. FKIP UMS ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Ilmu Kekebalan dan Kesaktian Dalam Tarekat Riya'iyahImron ArifinArifin, Imron. 1993. Dabus Ilmu Kekebalan dan Kesaktian Dalam Tarekat Riya'iyah. Malang Kalimasahada dan Pertumbuhan Teori Antropologi BudayaVan J BaalBaal, Van. J. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta PT. tentang Minangkabau Dari Encyclopedie Voor Nederlands Oost IndieBoestamiBoestami. 1982. "Catatan-catatan tentang Minangkabau Dari Encyclopedie Voor Nederlands Oost Indie". Padang Museum Negeri Adityawarman Sumatera dan Kebudayaan Sebuah Essei Tentang ManusiaErnest CassirerCassirer, Ernest. 1987. Manusia dan Kebudayaan Sebuah Essei Tentang Manusia. Jakarta PT. Perkembangan dan PemurniannyaHamkaHamka. 1980. Tasauf Perkembangan dan Pemurniannya. Yayasan Nurus Islam. Jakarta.

nama grup organ tunggal